BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya.
Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan
hidup penghuninya termasuk manusia. Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya. Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya getaran, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisan bumi. Gempa bumi merupakan aktivitas lempeng tektonik yang sering terjadi. Sedangkan tsunami di dalam beberapa makalah gempa bumi dan tsunami, adalah suatu gelombang laut panjang yang terbentuk dalam periode yang lama yang tingginya bisa mencapai 50 meter, berkecepatan kurang lebih 1000km/jam merambat di atas permukaan laut, dengan sisa genangan air di daratannya yang dapat terukur berapa luas area hempasannya (run up). Kedua bencana tersebut dapat menimbulkan dampak negatif yaitu kerugian baik dari segi materi maupun korban jiwa.
1.2 Ruang
Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup
dari makalah ini yaitu tentang banyaknya kejadian bencana
alam seperti gempa bumi dan tsunami yang melanda di muka bumi akhir-akhir ini.
Deretan bencana yang beruntun menimbulkan satu pertanyaan, apakah bumi memang
sudah tua? Bumi meski nampak tua, tapi dari beberapa makalah gempa bumi dan
tsunami termasuk tangguh dihajar bencana alam yang bertubi-tubi. Serta sederetan fenomena alam yang
saling berkaitan.
1
2
1.3 Rumusan Masalah
2.1 Apakah
pengertian dari gempa bumi ?
2.2 Ada berapa
macam-macam gempa bumi ?
2.3
Bagaimana klarifikasi mengenai gempa bumi ?
2.4 Apa faktor
terjadinya penyebab gempa bumi ?
2.5 Apa
saja dampak yang ditimbulkan dari Gempa Bumi ?
2.6
Bagaimana upaya yang dilakukan apabila
terjadi Gempa Bumi ?
2.7 Pihak-pihak
mana saja yang terkait dalam penanggulangan bencana ?
2.8 Apa
pengertian dari Tsunami ?
2.9 Apa
saja penyebab terjadinya Tsunami ?
2.10 Apa saja dampak
terjadinya Tsunami ?
2.11 Bagaimana Tsunami dan
Gempa Bumi yang pernah terjadi di berbagai wilayah ?
2.12 Apa saja
syarat-syarat terjadinya Tsunami ?
2.13 Apa saja hal yang harus
dilakukan saat dan setelah terjadi Tsunami ?
1.4 Tujuan Penulisan
Agar kita mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi dan
Tsunami serta dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan manusia. Apabila
kita telah mendapat pengetahuan yang lebih mengenai gempa bumi dan
Tsunami, maka kita dapat meningkatkan kewaspadaan kita jika suatu saat nanti
kedua bencana tersebut datang melanda negeri tercinta kita ini.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan
karya tulis ini adalah
metode kepustakaan. Karya tulis ini dibuat
berdasarkan sumber-sumber dari
internet sebagai bahan pengumpulan data yang
obyektif.
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar
………………………………………………………………
i Daftar Isi…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………….………… 1 1.2 Ruang Lingkup Masalah………………………………………….…........ 1
1.3 Rumusan
Masalah…………………………………………………...…….
1
1.4 Tujuan
Penulisan……………………………………………………...…...
2
1.5 Metode
Penelitian…………………………………………………..….......
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Gempa Bumi………………………………………………….
3
2.2 Macam-Macam
Gempa Bumi…………………………………………….
3
2.3 Klarifikasi
Mengenai Gempa Bumi……………………………………..
4
2.4 Faktor
Penyebab Terjadinya Gempa
Bumi…………………………….. 5
2.5 Dampak
yang Ditimbulkan dari Gempa
Bumi………………………… 6
2.6 Upaya yang
Dilakukan Apabila Terjadi Gempa Bumi…………………
6
2.7 Pihak-Pihak
yang Terkait Dalam Penanggulangan
Bencana…………….. 8
2.8 Pengertian
Tsunami………………………………………………………
10
2.9 Penyebab
Terjadinya
Tsunami…………………………………………...
11
2.10 Dampak Terjadinya
Tsunami…………………………………………….
12
2.11 Tsunami dan Gempa Bumi
yang Terjadi di
Indonesia…………………… 12
2.12 Syarat Terjadinya Tsunami dan
Sistem Peringatan
Dini…………………. 14
2.13 Hal yang Harus Dilakukan Saat
dan Setelah Terjadi Tsunami…………….
15
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan…………………………………………………………………
16
3.2 Saran………………………………………………………………………..
16
ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa
bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa
bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi
terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar
untuk dapat ditahan.
2.2
Macam-Macam Gempa Bumi
1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ). Gempa bumi ini terjadi akibat
adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik. Gempa bumi ini disebabkan oleh
adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara
mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat
besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi,
getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.Gempa bumi
tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran
lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan
dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal
sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar
area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju.
Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu
sama lainnya Contoh gempa tektonik ialah seperti yang
terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27
Mei 2006 dinihari, pukul 05.54 WIB.
3
4
3.
Gempa bumi runtuhan. Gempa bumi ini biasanya terjadi pada
daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini
jarang terjadi dan bersifat lokal.
4.
Gempa bumi buatan. Gempa bumi buatan adalah
gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas
dari manusia, seperti peledakan
dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.
2.3
Klarifikasi Mengenai Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya
getaran, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisan bumi.
.Klasifikasi
gempa bumi dapat dibedakan menjadi 8 yaitu :
1. Hiposentrum
atau jarak fokus gempa, yaitu titik atau garis tempat peristiwa
yang menimbulkan terjadinya gempa, letaknya di dalam litosfer
pada kedalaman yang bervariasi, di laut Jawa tercatat hiposentrum dalamnya 700
kepala madrasah, sedangkan gempa di lepas pantai barat Sumatera, Selatan Jawa,
dan Nusa Tenggara kedalamannya sekitar 50 km.
2. Episentrum
gempa, yaitu titik atau garis di permukaan bumi atau permukaan laut
tempat gelombang permukaan mulai dirambatkan, atau tempat gelombang primer dan
sekunder pertama kali mencapai permukaan bumi atau laut.
3.
Gelombang gempa bumi, dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a.
Gelombang longitudinal atau gelombang primer adalah gelombang gempa yang
dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer secara menyebar dengan
kecepatan antara 7-14 km per detik, mempunyai periode antara 5-7 detik.
Gelombang ini adalah gelombang yang pertama kali dicatat oleh seismograf.
b.
Gelombang transversal atau gelombang sekunder adalah gelombang gempa
yang bersama-sama dengan gelombang primer dirambatkan dari hiposentrum ke
segala arah dalam lapisan litosfer dengan kecepatan antara 4-7 km per detik dan
mempunyai periode 11-13 detik. Karena kecepatan gelombang transversal lebih
kecil daripada gelombang longitudinal, maka gelombang transversal dicatat di
seismograf setelah gelombang primer.
5
c. Gelombang
panjang atau gelombang permukaan adalah gelombang gempa yang dirambatkan
mulai dari episentrum
menyebar ke segala arah di permukaan
dengan kecepatan
rambat antara 3,5 – 3,9 km per detik dan mempunyai periode yang besar.
Gelombang gempa panjang inilah yang mengiringi gelombang primer dan gelombang
sekunder dan merupakan gelombang perusak bumi.
4. Seismograf
adalah alat pencatat gempa bumi. Seismograf dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a) Seismograf horizontal
b) Seismograf vertikal
a) Seismograf horizontal
b) Seismograf vertikal
5.
Seismogram adalah gambaran getaran gempa bumi yang dicatat pada
seismograf. Gambaran getaran ini berbentuk garis patah-patah. Apabila getaran
semakin kuat, maka garis patah-patah akan semakin lebar dan apabila semakin
lama getaran gempa itu di satu tempat, maka semakin panjang pita seismograf
yang menggambarkan seismogram.
6. Pleistosista
adalah garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang mengalami kerusakan
terhebat akibat dari gempa bumi.
2.4 Faktor
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu
kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak
dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan
terjadi. Gempa bumi terjadi karena gesekan antar lempeng-lempeng
tektonik di bawah permukaan bumi. Pergesekan ini mengeluarkan energi yang luar
biasa besar dan menimbulkan goncangan dipermukaan. Indonesia sangat rawan gempa karena
secara geografis berada dekat dengan lempeng-lempeng yang aktif dan saling
berhubungan satu sama lain, serta karena adanya gunung-gunung berapi yang
aktif.
6
2.5 Dampak yang Ditimbulkan
Dari Gempa Bumi
Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan sarana seperti bangunan, jembatan dan
jalan-jalan yang besar dan luas. Gempa juga dapat diikuti bencana alam
berbahaya seperti tanah longsor dan tsunami. Korban jiwa biasanya terjadi
karena tertimpa bagian-
bagian bangunan roboh atau obyek berat lain seperti pohon
dan tiang listrik. Orang sering terperangkap dalam bangunan runtuh.Gempa bumi
sering diikuti oleh gempa susulan dalam beberapa menit, jam, hari atau bahkan
minggu setelah gempa yang pertama, walaupun sering tidak sekuat yang pertama.
Ancaman gempa susulan adalah runtuhnya bangunan yang telah goyah dan
rusak akibat gempa pertama.
2.6 Upaya yang Dilakukan Apabila
Terjadi Gempa Bumi
Merencanakan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya mencakup perencanaan
fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya tahu apa yang harus
dilakukan dan ke mana harus pergi bila situasi darurat terjadi.
v Prinsip
rencana siaga untuk rumah tangga
Ø Sederhana. Rencana
darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh seluruh
anggota keluarga. Bencana adalah situasi yang sangat mencekam sehingga mudah mencetus
kebingungan. Rencana darurat yang baik hanya berisi beberapa rincian saja
yang mudahdilaksanakan.
Ø Tentukan jalan melarikan diri. Pastikan Anda dan keluarga tahujalan yang paling aman untuk
keluar dari rumah saat gempa. Jika Anda berencana meninggalkan daerah atau
desa, rencanakan beberapa jalandengan memperhitungkan kemungkinan beberapa
jalan yang putus atau tertutup akibat gempa.
7
Ø Tentukan tempat bertemu. Dalam keadaan anggota keluarga terpencar, misalnya ibu di rumah, ayah di
tempat kerja, sementara anak-anak di sekolah saat gempa terjadi, tentukan
tempat bertemu. Yang pertama semestinya lokasi yang aman dan dekat rumah.
Tempat ini biasanya menjadi tempat anggota keluarga bertemu pada keadaan
darurat. Tempat kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa, digunakan
dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa kembali ke rumah. Setiap orang
mestinya tahu tempat tersebut.
v Tindakan
saat terjadi gempa bumi
Bila Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan,
misalnya di bawah meja yang kuat. Hindari jendela dan bagian rumah yang terbuat
dari kaca. Gunakan bangku, meja atau perlengkapan rumah tangga yang kuat
sebagai perlindungan. Tetap di sana namun
bersiap untuk pindah. Tunggu sampai goncangan berhenti dan aman untuk bergerak. Menjauhlah dari
jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan
jatuh. Tetap di dalam untuk menghindari terkena pecahan kaca atau bagian-bagian
bangunan. Jika malam hari dan Anda di tempat tidur, jangan lari keluar.
Cari tempat yang aman di bawah tempat tidur atau meja yang kuat dan tunggu
gempa berhenti. Jika gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah
tempat yang aman. Ada
baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat tidur. Saat gempa malam hari,
alat murah ini sangat berguna untuk menerangi jalan mencari tempat aman,
terutama bila listrik padam akibat gempa. Lilin
dan lampu gas sangat berbahaya, dan sebaiknya tidak
digunakan. Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap
tenang dan mintalah yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, pindahlah ke
tempat yang terbuka, jauh dari pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan
kemungkinan gempa susulan. Jika Anda di luar, cari tempat terbuka,jauh dari
bangunan, pohon tinggi danjaringan listrik. Hindari rekahan akibat gempa yang
bisa sangat berbahaya. Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap
dalam mobil. Jangan berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang
listrik. Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh,
waspadalah dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa. Jika Anda
di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak beberapa
ratus meter dari pantai.
8
v Tindakan
Setelah Gempa Gumi Berlangsung
Saat Anda dan keluarga terlepas dari
ancaman akibat Gempa, periksa adanya luka. Setelah
menolong diri, bantu menolong mereka yang terluka atau terjebak. Hubungi
petugas yang menangani bencana, kemudian berikan pertolongan pertama jika
memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang luka serius karena
justru bisa memperparah luka. Periksa keamanan. Lindungi diri Anda dari ancaman
tidak langsung dengan memakai celana panjang, baju lengan panjang, sepatu yang
kuat, dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini akan melindungi Anda dari luka
akibat barang-barang yang pecah.
2.7 Pihak-Pihak
yang Terkait Dalam Penangguluangan Bencana
Dalam setiap kejadian bencana di Indonesia ada beberapa pihak yang
bekerja sama dalam melakukan usaha-usaha penanganannya. Adalah hak masyarakat
untuk menghubungi instansi terkait ini karena keberadaan pihak-pihak ini adalah
untuk mendampingi masyarakat dalam usaha penanggulangan bencana. Hubungan
dengan pihak-pihak ini sebaiknya dijalin dalam tahap sebelum bencana, saat
bencana dan setelah bencana. Untuk memperkuat kesiapsiagaan, masyarakat bisa
mendapatkan pelatihan dan bantuan dari instansi/organisasi dibawah ini :
a.
Dinas Sosial
Adalah instansi Pemerintah yang menangani bidang
kesejahteraan dalam membantu masyakakat yang dilanda bencana.
b.
Tentara Nasional Indonesia
(TNI)
Bisa member pelatihan kepada masyarakat
untuk meningkatkan kemampuan dalam
bidang operasi di lapangan.
c. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
Adalah instansi pemerintah yang
memberi informasi tentang perkembangan cuaca,
gempa bumi dan kegiatan gunung berapi.
9
d. Search and Rescue (SAR)
Adalah lembaga yang bertugas dalamhal melakukan pencarian,
pertolongan dan penyelamatan terhadap orang yang mengalami musibah atau
diperkirakan hilang dalam suatu bencana.
e. Rumah Sakit (Unit Gawat Darurat)
Adalah instansi pemerintah maupun swastayang memiliki
kapasitas/kewenangan dalam hal pelayanan kesehatan masyarakat luas. Dalam hal
penanganan bencana, rumah sakit melakukan penanganan korban bencana baik dalam
penanganan penderita gawat darurat maupun tindakan-tindakan perawatan korban
bencana secara berkelanjutan.
f. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)
Adalah instansi pemerintah yang memiliki tugas untuk
memberikan pelayanan kesehatan di tingkat lapisan masyarakat terkecil, dan
instansi ini memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan-tindakan penanganan
penderita gawat darurat sebelum dilakukan evakuasi selanjutnya ke rumah sakit.
g. Polisi Daerah
Adalah instansi pemerintah yang memiliki kewenangan dalam
hal keamanan dan ketertiban masyarakat sekaligus memiliki fungsi sebagai pihak
yang melakukan tindakan-tindakan yang bersifat darurat dalam penanganan bencana
di masyarakat. Instansi kepolisian biasanya ada di setiap tingkatan
masyarakat hingga yang terkecil.
h. Hansip / Linmas
Adalah kelompok masyarakat yang ditugaskan untuk membantu
tugas kepolisian dalam melakukan pengamanan wilayah domisili tugas mereka. Kelompok
kini terdiri dari anggota-anggota masyarakat terpilih dan dipercayai untuk
melakukan pengawasan terhadap keamanan dan ketertiban wilayah.
10
i.
Palang Merah Indonesia (PMI)
Adalah lembaga yang bertugas untuk membantu masyarakat
dalam meringankan penderitaan masyarakat yang dilanda bencana.
j. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
LSM lokal bisa bekerja sama dengan masyarakat dalam
menanggulangi bencana dan membantu masyarakat untuk membina hubungan ke luar.
k. Media Massa
Media
Massa Cetak maupun Elektronik (televisi dan radio) bisa menyebarkan
berita
tentang
bencana dan bisa membantu untuk mencari bantuan.
l.
Kelompok Masyarakat Penanggulangan
Bencana (KMPB)
Terdiri atas anggota-anggota
masyarakat yang pembentukannya adalah hasil dari
keputusan masyarakat bersama.
2.8
Pengertian Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; secara harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya
meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada
kelajuan tinggi, hampir tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut
(misalnya) saat melintasi di laut dalam, tetapi meningkat ketinggian hingga
mencapai 30 meter atau lebih di daerah pantai. Tsunami bisa menyebabkan
kerusakan erosi dan korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.
11
2.9 Penyebab
Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air, seperti letusan gunung api dan gempa bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah
laut.
Gerakan
vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan
dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan
kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya
aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar
yang mengakibatkan terjadinya tsunami.Kecepatan gelombang tsunami tergantung
pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai
ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan
menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang
dilaluinya.
Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa
meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan
meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan
merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa
ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi
pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami.
Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut
naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di
atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang
jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi
megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Tsunami sebenarnya adalah pola air yang bergerak. Polanya selalu masuk akal dan
dapat dibaca. Setiap kubik air mempunyai kekuatan mencapai 4 ton tenaga
dorongan. Tsunami setinggi 60 kaki memiliki tekanan sebesar 3-4 bar. Dan
kekuatan terjang ombaknya mencapaii hingga 80kilo newton.
12
Biasanya kemunculan ombak atau gelombang dimulai dari lautan lepas dan terbuka.
Karena pola airnya yang masuk akal, dan dapat terukur dengan spectroscop
(alat pengukur gelombang laut atau amplitudo antar gelombangnya) maka letak episentrum
atau pusat gempanya dapat diperkirakan. Biasanya perpindahan barang yang
dihempaskan oleh gelombang tsunami dapat menentukan letak episentrumnya, atau
pusat ledakan (explosive gempa).Pemicu tsunami adalah karena adanya
ledakan di bawah laut dalam area yang luas. Ledakan itu terjadi karena adanya
gempa tektonik.
2.10 Dampak
Terjadinya Tsunami
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia
serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air
bersih.Kebanyakan kota di sekitar Samudra Pasifik, terutama di Jepang juga di Hawaii, mempunyai sistem peringatan dan prosedur pengungsian
sekiranya tsunami diramalkan akan terjadi. Tsunami akan diamati oleh berbagai
institusi seismologi sekeliling dunia dan
perkembangannya dipantau melalui satelit. Bukti menunjukkan tidak mustahil terjadinya megatsunami, yang menyebabkan beberapa pulau tenggelam.
2.11 Tsunami
dan Gempa Bumi yang Pernah Terjadi di
Berbagai Wilayah
1. Tsunami Aceh
Tsunami ini
terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 akibat gempa berkekuatan 9,1
hingga 9,3 skala Richter. Gelombang tsunami menyapu beberapa
wilayah di Aceh, India,
Sri Lanka, Thailand,
Maladewa, dan wilayah Afrika Timur.
Sejumlah 226.000 jiwa
tewas akibat tsunami ini dengan 166.000 jiwanya merupakan warga negara Indonesia.
Gempa penyebab tsunami ini merupakan gempa terbesar keempat yang terjadi dalam
sejarah, sedangkan tsunaminya merupakan tsunami yang terbesar. Jumlah orang
yang meninggal mencapai 226.000 jiwa dengan 166.000 jiwanya merupakan orang Indonesia.
13
2. Tsunami
di Masa Yunani Kuno
Tsunami di masa Yunani Kuno ini diketahui merupakan tsunami pertama yang terekam sepanjang sejarah. Sebab, tsunami adalah meletusnya gunung yang berada di dekat Pulau Thera atau Santorini. Jumlah orang yang tewas dalam tsunami ini tidak diketahui dengan pasti, tetapi ditaksir mencapai lebih dari 100.000 orang.
Tsunami di masa Yunani Kuno ini diketahui merupakan tsunami pertama yang terekam sepanjang sejarah. Sebab, tsunami adalah meletusnya gunung yang berada di dekat Pulau Thera atau Santorini. Jumlah orang yang tewas dalam tsunami ini tidak diketahui dengan pasti, tetapi ditaksir mencapai lebih dari 100.000 orang.
Gelombang tsunami
diperkirakan mencapai 15 meter. Sementara itu, tsunami yang
terjadi pada tahun 1500 SM ini
diperkirakan menjadi sebab runtuhnya peradaban Minoa, salah satu peradaban yang
berkembang kala itu.
3. Tsunami
di Portugal, Spanyol, dan Maroko
Tsunami ini terjadi akibat gempa berpusat di dasar perairan Atlantik pada tahun 1755. Gelombang tsunami menghantam kota-kota di Portugal, Spanyol, dan Maroko dengan kerusakan terparah terjadi di wilayah kota Lisbon. Tinggi gelombang tsunami memang tak melebihi Tsunami Krakatau, tetapi jumlah orang yang tewas jauh lebih banyak, yaitu sebanyak 60.000 orang.
Tsunami ini terjadi akibat gempa berpusat di dasar perairan Atlantik pada tahun 1755. Gelombang tsunami menghantam kota-kota di Portugal, Spanyol, dan Maroko dengan kerusakan terparah terjadi di wilayah kota Lisbon. Tinggi gelombang tsunami memang tak melebihi Tsunami Krakatau, tetapi jumlah orang yang tewas jauh lebih banyak, yaitu sebanyak 60.000 orang.
4.
Tsunami Laut China
Selatan
Tsunami ini terjadi pada tahun 1782 di wilayah Laut China Selatan
yang berdekatan dengan Taiwan.
Sebab, tsunami adalah gempa tektonik yang terjadi di dasar lautan. Tidak jelas
pusat gempa dan kekuatannya, tetapi sebanyak 40.000 orang tewas karenanya.
Berdasarkan katalog tsunami yang dipublikasikan Rusia, gelombang tsunami
menerjang daratan hingga sejauh 120 kilometer.
5. Tsunami
Akibat Letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda
Tsunami ini terjadi pada tahun 1883 dan membunuh sekitar 36.000 orang. Gelombang tsunami yang ditimbulkan oleh letusan mencapai tinggi 40 meter dan menyapu setidaknya 165 desa di wilayah Jawa dan Sumatera. Letusan Krakatau sendiri merupakan letusan gunung api yang terbesar dalam sejarah, menimbulkan suara yang begitu keras dan abu vulkanik yang bahkan tersebar hingga ke Australia.
Tsunami ini terjadi pada tahun 1883 dan membunuh sekitar 36.000 orang. Gelombang tsunami yang ditimbulkan oleh letusan mencapai tinggi 40 meter dan menyapu setidaknya 165 desa di wilayah Jawa dan Sumatera. Letusan Krakatau sendiri merupakan letusan gunung api yang terbesar dalam sejarah, menimbulkan suara yang begitu keras dan abu vulkanik yang bahkan tersebar hingga ke Australia.
14
2.12 Syarat Terjadinya
Tsunami Akibat Gempa dan Sistem Peringatan Dini
v Syarat terjadinya tsunami
akibat gempa
·
Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan
dangkal (0 – 30 km).
·
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya
6,5 Skala Richter.
·
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar
turun.
v Sistem Peringatan Dini
Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami.
Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami
dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau permukaan laut yang
terknoneksi dengan satelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di
laut Buoy, dapat
digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat
manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk
memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai pada
tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah
terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika
serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan
peringatan Internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project,
dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan
Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik
universitas.
15
v Sistem Peringatan Dini
Tsunami di Indonesia
Indonesia
saat ini sedang melakukan pekerjaan pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami.
Salah satu proyek yang dikerjakan adalah kerjasama dengan negara Jerman. Proyek
ini bernama GITEWS (Germany Indonesia Tsunami Early Warning System). Ada 3 pilot area yang dipilih untuk pelaksanaan proyek ini
yaitu Kota Padang, Jawa Tengah (Cilacap, Kebumen dan Bantul) serta Bali (Kab. Badung). Pengembangang Sistem Peringatan Dini
Tsunami ini melibatkan banyak pihak dan instansi-instansi pemerintah. Sebagai
koordinator dari pihak Indonesia
adalah Kementrian RISTEK (Riset dan Teknologi). Sedangkan instansi yang
ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN
TSUNAMI adalah BMG (Badan Meteorologi dan
Geofisika).
Tujuan utama pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini adalah untuk
terciptanya sebuag sistem yang dapat menginformasikan serta memperingatkan
masyarakat luas apabila terjadi Gempa yang berpotensi Tsunami dalam waktu
yang singkat, agar kerugian nyawa dan materi dapat dihindarkan semaksimal
mungkin.
2.13 Hal yang
Harus Dilakukan Saat dan Setelah Terjadi
Tsunami
v Jika tsunami datang
1. Jangan panik.
2. Jangan menjadikan gelombang tsunami sebagai tontonan.
Apabila gelombang tsunami dapat dilihat, berarti kita berada di kawasan
yang berbahaya.
3. Jika air laut surut dari batas normal, tsunami mungkin
terjadi.
4. Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi
ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta. Tetaplah di tempat yang aman
sampai air laut benar-benar surut. Jika Anda sedang berada di pinggir laut atau
dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika
memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
5. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang
sudah ditentukan.
6. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan
seperti di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete
building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas
(sedikitnya sampai ke lantai 3).
16
7. Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan
tangan anda bebas dan tidak membawa apa-apa.
1. Ketika kembali ke rumah, jangan lupa memeriksa kerabat
satu-persatu.
2. Jangan memasuki wilayah yang rusak, kecuali setelah
dinyatakan aman.
3. Hindari instalasi listrik.
4.
Datangi posko bencana.
5. Bersiaplah untuk kembali ke kehidupan yang normal.